Sabtu, 27 Maret 2010

Desain Gedung Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah
Pertimbangan untuk gedung perpustakaan:
• Lokasi
• Kebutuhan ruang
• Tata ruang
• Kenyamanan
• Jumlah pengguna (jiwa)
• Jumlah koleksi
• Jenis dan macam layanan/ jasa yang diberikan

10 syarat gedung perpustakaan:
• Flexible; ruangan, suhu, penerangan, dll dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dipinda-pindah dengan mudah bila diperlukan
• Accessible; mudah dijangkau baik dari luar maupun dari pintu masuk
• Compact; artinya mudah untuk mobilitas (perpindahan) pembaca, staf ataupun koleksi
• Extendible; artinya dapat diperluas untuk keperluan yang akan dating tanpa banyak perubahan/gangguan (tidak membongkar yang sudah ada)
• Varied; dapat menyediakan berbagai ruangan untuk berbagai koleksi dan berbagai jenis layanan
• Organized; diatur dengan baik, sehingga memudahkan akses
• Comfortable; menyenangkan, suasananya nyaman, tenang, dll.
• Constant in Environment; memiliki temperature yang tetap sebagai upaya melindungi koleksi
• Secure; aman dari segala gangguan
• Economic; dapat dibangun dan dipelihara dengan biaya yang seekonomis mungkin

Penggunaan ruang
Penggunaan ruang perpustakaan diatur dengan ketentuan sbb:
• Ruang koleksi : 25%
• Ruang baca : 45%
• Ruang staf : 20%
• Keperluan lain : 10%

Hal-hal uang penting
• Penerangan; sedapat mungkin, pada siang hari tidak mendapat cahaya matahari langsung, tetapi ruangan cukup terang. Lampu yang digunakan sebaiknya lampu neon
• System penyejukan (terutama untuk koleksi AV= 25 derajat celcius)
• Saluran air; jangan sampai menyebabkan kelembapan

Antisipasi terhadap berbagai gangguan keamanan:
• Kebakaran: sebaiknya tersedia alat pemadam kebakaran dan instalasi listrik perlu diperhatikan
• Air: memilih lokasi yang bebas banjir, dan terhindar dari perembasan air tanah
• Hama: konstruksi dan bahan bangunan teutama pada atap hendaknya tidak memberi peluang bagi berkembang biaknya hama
• Angina dan gempa bumi: berhubungan dengan konstruksi yang perlu dipertimbangkan
• Petir: system penangkal petir harus dipasang


Perlengkapan perpustakaan
• Rak untuk koleksi: rak buku, rak majalah, rak bahan AV, dll.
• Meja dan kursi baca
• Meja dan kursi petugas
• Laci atau computer catalog
• Tempat penitipan tas
• Perlengkapan kerja: mesin tik, computer, dll.

Desain ruang dan perabot
• Ruang perpustakaan dan semua perlengkapanya harus diatur sedemikian rupa sehingga terciptanya perpustakaan yang nyaman dan aman juga menyenangkan
• Ruang perpustakaan harus didesain dengan prinsip harmonis, estetis dan ekonomis
GEDUNG / RUANG /PERALATAN / FASILITAS
Gedung atau ruang perpustakaan merupakan tempat khusus yang dirancang sesuai dengan fungsi perpustakaan sehingga berbeda dengan perancangan gedung atau ruang perkantoran umum. Untuk itu dalam merencanakan gedung atau ruangan sebaiknya meibatkan pengelola perpustakaan. Letak gedung atau ruang sebaiknya di lokasi yang strategis dan aksesebel (mudah dijangkau alat transportasi umum).
Bab IX pasal 38 UU No. 43 tahun 2007 menyebutkan bahwa :
(1) Setiap penyelenggara perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Agar dapat memberikan layanan yang optimal, nyaman dan menyenangkan, maka fasilitas peralatan komunikasi, teknologi informasi serta pemberian rambu-rambu perpustakaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan layanan Fasilitas perpustakaan harus dengan perencanaan yang matang; menyediakan jaminan dan ruang yang cukup, suasana yang kondusif untuk belajar dan riset dengan kondisi lingkungan yang cocok untuk pelayanan perpustakaan, anggota, sumber, dan berbagai koleksi, sehingga perlengkapan perpustakaan haruslah memadai dan fungsional.
DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN
kenyamanan ruang bagi pengguna perpustakaan mempakan hal yang sangat. menunjang kegiatan membaca maupun kegiatan yang lainnya. Untuk itu, pustakawan atau pengelola perpustakaan berkewajiban mendesain ruang perpustakaan senyaman dan sesehat mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai ruang menjadi penting bagi pustakawan dan pengelola perpustakaan agar mereka mampu menarik pengunjung sebanyak mungkin dan membuat mereka betah berlama-lama berada di perpustakaan. Saat ini, beberapa perpustakaan umum yang ada di daerah maupun perguruan tinggi masih belum memenuhi persyaratan desain mang
yang 'layak'.
Menurut Neufert, ada 2 sistem akses perpustakaan yaitu :
1. Sistem akses terbuka, yaitu sistem yang menerapkan penyimpanan buku secara 'tumpukan terbuka' dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat


2. Sistem akses tertutup, yaitu sistem yang menerapkan penyimpanan buku di ruang tertutup
sehingga pengguna tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan hams dibantu oleh petugas. Judul buku yang diinginkan dapat dicari melalui katalog yang tersedia.


Pada sistem akses tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi ruang baca dengan tempat penyimpanan koleksi (stack) perpustakan. Penggunaan penyekat kaca antara stack dengan ruang baca, menurut seorang arsitek bernama Mis Vander Rohe merupakan wujud dari konsep transparansi, yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi dinding melainkan dengan kaca. Ada 3 tipe dasar pola ruang berdasarkan dinding pembatasnya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004: 194) yaitu:
1. Ruang berbatas tetap f i~ed~featursep ace) Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas
yang relatif tetap dan tidak mudah digeser, seperti dinding masif, jendela, pintu atau lantai.
2. Ruang berbatas semi tetap (~emzjixed~featurespace)Adalah ruang yang pembatasnya bisa berpindah. Ruang-ruang yang dibatasi oleh partisi yang dapat dipindahkan ketika dibutuhkan setting yangberbeda.
3. Ruang informal. Adalah ruang yang berbentuk hanya untuk waktu singkat, seperti ruang yang berbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul.

Perpustakaan adalah tempat yang sangat penting dalam suatu institusi pendidikan karena merupakan sumber informasi pengetahuan yang signifikan. Perpustakaan juga dapat dikatakan sebagai jantung pendidikan karena di perpustakaan terdapat banyak pengunjung, baik oleh anggota komunitas lembaga pendidikan tersebut maupun pihak yang berkepentingan. Karena perpustakaan berhubungan dengan masyarakat luas maka sebuah perpustakaan harus didesain dan dirancang dengan matang agar memciptakan suatu lokasi yang nyaman dan aman bagi setiap pengunjung. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kenyamanan suatu lokasi yaitu bentuk dan ukuran ruangan, warna dominan ruangan, penempatan obyek-obyek dalam ruangan, dan yang tak kalah pentingnya adalah sirkulasi udara dalam ruangan tersebut. Dari beberapa faktor kenyamanan yang disebutkan di atas, faktor terakhir akan dianalisis secara detail pada pembahasan selanjutnya. Kenyamanan suatu lokasi sangat penting untuk ditinjau karena dengan kondisi lingkungan yang sejuk dan nyaman mampu memberikan inspirasi-inspirasi baru bagi pengunjungnya. Faktor kenyamanan suatu lokasi yang akan dianalisis mencakup analisis thermal, suhu dan laju kenaikan kapasitas kalor, serta laju pendinginan. Alasan pemilihan lokasi Perpustakaan Unit II Universitas Gadjah Mada Yogyakarta karena menurut peneliti kondisi perpustakaan ini masih jauh dari kondisi standar kenyamanan thermal. Argumen ini diperkuat oleh pendapat beberapa pengunjung dan pengurus perpustakaan yang mengatakan bahwa keadaan perpustakaan “sumpek” dan sedikit pengab sehingga cukup mengganggu pengunjung
di dalamnya.

Ruang perpustakaan
Ruangan perpustakaan adalah tempat dijalankannya fungsi-fungsi perpustakaan. Untuk perpustakaan masjid, ruangan perpustakaan sebaiknya berada satu bangunan dengan masjid. Kalaupun terpisah, setidaknya masih dalam satu kompleks. Tujuannya adalah, agar civitas kampus menjadi dekat dengan masjid dan terbiasa mengunjungi masjid serta beraktivitas (dengan aktivitas yang positif) di lingkungan masjid.
Ruang perpustakaan harus bisa memberikan rasa nyaman pada pengunjungnya. Baik itu nyaman secara fisik maupun secara psikis. Perasaan nyaman secara fisik bisa dilakukan dengan pengaturan ruangan yang baik.
Pengaturan sirkulasi udara yang menjaga suhu udara ideal dan pengaturan cahaya yang baik. Untuk mendapatkan kedua hal ini bisa dibantu dengan kipas angin atau AC dan lampu penerang yang baik. Juga bisa diatur secara alami dengan mencari lokasi yang cocok. Kesejukan alami dan penerangan alami selain lebih terasa nyaman juga membantu menghemat energi.
Menjaga kebersihan dan kerapihan ruanganpengaturan tata letak rak buku dan meja yang memudahkan aktivitas pengunjung juga bisa membantu menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung.
Secara psikis, rasa nyaman bisa diciptakan dengan menghadirkan pelayanan yang ramah, cepat tanggap, dan koorporatif.
Selain untuk kenyamanan pengunjung, ruang perpustakaan juga harus bisa menjadi tempat penyimpanan yang baik bagi koleksi buku yang ada.
Suhu dan kelembaban harus dijaga. Ruangan yang terlalu lembab bisa menyebabkan buku berjamur.
Cahaya matahari yang langsung mengenai buku bisa mempercepat kerusakan kertas buku.
Buku-buku harus selalu dibersihkan dari debu-debu.
Gunakan kamper atau sejenisnya untuk menjaga buku dari serangan rayap dan kutu buku.
Dengan menghadirkan suasana ruangan yang baik, akan membantu para pengunjung berkonsentrasi menyerap isi bacaan, menjadikan mereka lebih betah di perpustakaan yang akhirnya menimbulkan rasa senang untuk selalu datang ke perpustakaan.
Desain Gedung Dan Perlengkapan Perpustakaan
Pertimbangan untuk gedung perpustakaan:
Lokasi
Kebutuhan ruang
Tata ruang
Kenyamanan
Jumlah pengguna (jiwa)
Jumlah koleksi
Jenis dan macam layanan/ jasa yang diberikan

10 syarat gedung perpustakaan:
Flexible; ruangan, suhu, penerangan, dll dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dipinda-pindah dengan mudah bila diperlukan
Accessible; mudah dijangkau baik dari luar maupun dari pintu masuk
Compact; artinya mudah untuk mobilitas (perpindahan) pembaca, staf ataupun koleksi
Extendible; artinya dapat diperluas untuk keperluan yang akan dating tanpa banyak perubahan/gangguan (tidak membongkar yang sudah ada)
Varied; dapat menyediakan berbagai ruangan untuk berbagai koleksi dan berbagai jenis layanan
Organized; diatur dengan baik, sehingga memudahkan akses
Comfortable; menyenangkan, suasananya nyaman, tenang, dll.
Constant in Environment; memiliki temperature yang tetap sebagai upaya melindungi koleksi
Secure; aman dari segala gangguan
Economic; dapat dibangun dan dipelihara dengan biaya yang seekonomis mungkin Penggunaan ruang

Penggunaan ruang perpustakaan diatur dengan ketentuan sbb:
Ruang koleksi : 25%
Ruang baca : 45%
Ruang staf : 20%
Keperluan lain : 10%
Hal-hal uang penting
Penerangan; sedapat mungkin, pada siang hari tidak mendapat cahaya matahari langsung, tetapi ruangan cukup terang. Lampu yang digunakan sebaiknya lampu neon
System penyejukan (terutama untuk koleksi AV= 25 derajat celcius)
Saluran air; jangan sampai menyebabkan kelembapan
Antisipasi terhadap berbagai gangguan keamanan:
Kebakaran: sebaiknya tersedia alat pemadam kebakaran dan instalasi listrik perlu diperhatikan
Air: memilih lokasi yang bebas banjir, dan terhindar dari perembasan air tanah
Hama: konstruksi dan bahan bangunan teutama pada atap hendaknya tidak memberi peluang bagi berkembang biaknya hama
Angin dan gempa bumi: berhubungan dengan konstruksi yang perlu dipertimbangkan
Petir: system penangkal petir harus dipasang
Perlengkapan perpustakaan
Rak untuk koleksi: rak buku, rak majalah, rak bahan AV, dll.
Meja dan kursi baca
Meja dan kursi petugas
Laci atau computer catalog
Tempat penitipan tas
Perlengkapan kerja: mesin tik, computer, dll.

Desain ruang dan perabot
Ruang perpustakaan dan semua perlengkapanya harus diatur sedemikian rupa sehingga terciptanya perpustakaan yang nyaman dan aman juga menyenangkan
Ruang perpustakaan harus didesain dengan prinsip harmonis, estetis dan ekonomis


Perpustakaan Keluarga

Perpustakaan Keluarga
_______________________________________
"Saya sangat heran dan terinspirasi bagaimana di Indonesia, sebuah perpustakaan keluarga yang dibangun bisa dimanfaatkan koleksinya oleh masyarakat di sekitar keluarga itu tinggal. Dan, lalu berkembang menjadi perpustakaan komunitas atau taman bacaan masyarakat," ungkap Stian Haklev, mahasiswa International Development Studies, University of Toronto, dalam surat elektroniknya kepada saya pekan lalu.
Ia melihat fenomena ini berbeda dengan negara-negara lain yang pernah ia kunjungi, di mana "perpustakaan" didirikan oleh negara untuk melayani kebutuhan informasi rakyatnya. Haklev saat ini sedang meneliti perkembangan perpustakaan dan literasi di Indonesia. Sebelum jauh sampai ke fenomena perpustakaan komunitas yang sedang "mewabah" di Indonesia, mari kita kenali dulu apa yang dimaksud dengan perpustakaan keluarga serta aktivitas di dalamnya.
Kebiasaan Membaca
Membaca pada dasarnya perlu dipupuk di setiap rumah keluarga Indonesia, di mana keluarga berperan penting mewujudkan budaya baca. Bila memungkinkan, membaca sudah dapat dijadikan aktivitas harian sekeluarga, seperti halnya menonton televisi, makan bersama, dan beribadah bersama.
Untuk menciptakan suasana seperti itu adalah penting untuk menyediakan kebutuhan bacaan yang mengandung ilmu pengetahuan maupun rekreasi sekeluarga di rumah. Manfaat lainnya, membaca juga dapat menanamkan sikap saling membantu seluruh anggota keluarga dalam proses pembelajaran pengetahuan di rumah.
Lazimnya, setiap orang memunyai bahan bacaan yang dibeli dan disimpan sendiri. Koleksi ini bisa dikumpulkan dan disusun di suatu tempat di dalam rumah. Pada tahap awal, mungkin baru dalam bentuk rak-rak buku yang kemudian dapat berkembang menjadi sebuah perpustakaan keluarga dengan fasilitas yang semakin lengkap dan nyaman. Perpustakaan keluarga bisa dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan setiap keluarga.
Sebuah keluarga yang telah menjadikan perpustakaan sebagai jantung sebuah rumah bisa dikatakan telah mengerti fungsi dan manfaat keberadaan tempat pengetahuan tersebut. Kemudian pada tingkat lanjut, mereka menjadi paham benar bahwa buku dan pengetahuan bisa memengaruhi hidup mereka agar menjadi semakin baik.
Penataan Ruang
Desain dan penataan perpustakaan keluarga dapat disesuaikan dengan kebutuhan penghuni rumah. Misalnya, ada yang menginginkan perpustakaan itu juga menjadi ruang baca atau sekadar tempat untuk mengisi waktu luang dan rileks semata. Ada juga yang mendesain perpustakaan dengan serius, misalnya dibuat khusus dengan dinding kaca yang berbatasan langsung dengan taman atau kolam agar dapat menikmati keasrian rumah sambil membaca buku. Ada juga yang menatanya sekaligus menjadi ruang kerja, yang juga menyimpan berbagai dokumen dan surat-surat.
Perpustakaan keluarga sebagai tempat rekreasi pengetahuan juga sangat mungkin dikembangkan dengan menyediakan koleksi audio visual. Di mana menyediakan televisi, "multimedia player", komputer beserta koleksi film fiksi bermutu, film dokumenter, dan pengetahuan. "Play Station" dan alat permainan interaktif berbasis komputer dan teknologi lainnya tentu tidak dianjurkan ditempatkan di dalam perpustakaan keluarga.
Penempatan televisi dan "multimedia player" pun sebenarnya riskan digabung di dalam perpustakaan keluarga. Bila kesadaran atas pembelajaran sudah mendominasi keluarga, tidak menjadi masalah. Tapi kalau belum, cukup koleksi audio visualnya saja yang ditempatkan di perpustakaan. Yang paling penting adalah kenyamanan dan fungsi perpustakaan di tengah keluarga.
Ruang perpustakaan juga harus memiliki sirkulasi udara dan tata cahaya yang baik. Bila memang diperlukan, keberadaan penyejuk ruangan (AC) dimungkinkan. Begitu juga suasana ruangan yang idealnya jauh dari ruang-ruang yang menimbulkan suara bising, seperti dapur dan garasi. Hindari koleksi yang ada di rak terkena langsung sinar matahari karena dapat merusak bahan pustaka yang dikoleksi.
Pengembangan Koleksi
Koleksi bahan bacaan di dalam sebuah perpustakaan keluarga masih lemah dalam pemilihan subjek dan jenisnya. Biasanya koleksi itu monoton pada tema-tema tertentu saja, yang kadang mengikuti minat berlebihan seseorang di dalam keluarga.
Koleksi yang paling umum di dalam sebuah perpustakaan adalah menyediakan berbagai referensi, seperti ensiklopedia, kamus, buku manual, direktori, dan berbagai panduan lainnya. Termasuk di dalamnya buku-buku "how to" yang dapat membantu setiap anggota keluarga untuk masalah keseharian, misalnya panduan P3K, perawatan peralatan rumah tangga, dan perbaikan instalasi listrik.
Koleksi berikutnya adalah buku-buku fiksi yang biasanya tergantung pada minat masing-masing anggota keluarga pada novel, karya sastra, komik, dan buku-buku fiksi lainnya. Kemudian masuk ke buku-buku pengetahuan, baik itu yang populer maupun akademis/ilmiah. Buku-buku pengetahuan ini biasanya lebih banyak ke subjek-subjek yang sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan anggota keluarga.
Buku-buku pelajaran dan pengetahuan bisa jadi akan mendominasi rak-rak buku bila keluarga memiliki kecenderungan "gandrung" akan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Bila sebuah keluarga lebih menjadikan buku sebagai sarana penghibur, maka buku-buku fiksi akan lebih melimpah. Bila keluarga mendukung keberadaan koleksi audio visual, maka DVD, VCD, dan kaset yang berisi kisah-kisah fiksi dan pengetahuan akan menjadi koleksi perpustakaan keluarga.
Dalam pemilihan koleksi, terutama untuk anak-anak, idealnya ada tingkatan bacaan yang disesuaikan dengan umur anak. Karena di Indonesia belum tersedia, maka bisa dimulai dari bacaan yang ringan dan disukai anak dulu dan terus meningkat sampai ke apa yang diinginkan orang tua. Di negara-negara maju, buku bacaan anak sudah memiliki peringkat standar berdasarkan umur dan tingkat kebutuhan atas bacaan.
Pengadaan Bacaan
Berkembangnya sebuah perpustakaan keluarga sangat terkait dengan sejauh mana keseriusan setiap anggota keluarga mengadakan koleksinya. Bila membeli buku sudah menjadi kegiatan rutin di dalam keluarga, maka bertambahnya koleksi akan terus berlangsung setiap waktu. Biasanya ada keluarga yang pergi bersama ke toko buku setiap bulannya, tetapi ada juga yang dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga. Dalam kondisi seperti ini, setiap keluarga sudah mengalokasikan dana khusus.
Pengadaan buku yang lebih banyak biasanya terjadi bila ada anggota keluarga yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Kadang mereka memborong buku-buku yang sulit didapat di Indonesia. Biasanya ada dana khusus yang memang disiapkan dan bisa dipastikan ada anggota keluarga lain yang juga menitipkan sejumlah judul untuk dibeli.
Bila di dalam koleksi perpustakaan keluarga, dikembangkan secara khusus subjek tertentu mengikuti penokohan keilmuan dari salah satu anggota keluarga, maka bahan pustaka yang ada akan berkembang menjadi tema-tema tertentu. Pendokumentasian ini akan berkembang menjadi koleksi khusus. Beberapa contoh adalah koleksi Nurcholis Madjid, Sarlito Wirawan, atau HB Jassin yang dikembangkan pada subjek tertentu.
Penyusunan Pustaka
Semakin banyaknya koleksi perpustakaan, maka perlu adanya pengelompokan dan penyusunan di rak. Awalnya biasanya dikelompokkan berdasar ukuran buku dan bukan berdasar klasifikasi kelompok pengetahuan.
Walaupun perpustakaan pribadi bukan perpustakaan umum, sudah saatnya kita menata buku berdasar klasifikasi. Klasifikasi yang umum digunakan adalah Dewey Decimal Classification (DDC) atau Universal Decimal Classification (UDC). Dalam sistem klasifikasi DDC, kita membagi bahan pustaka dalam kelompok karya umum (berkode 000), karya filsafat (100), agama (200), ilmu-ilmu sosial (300), bahasa (400), ilmu-ilmu murni (500), teknologi/ilmu terapan (600), kesenian (700), kesusastraan (800), serta geografi, biografi, dan sejarah (900). Untuk koleksi buku fiksi dan anak bisa dikelompokkan sendiri. Teknik mengklasifikasinya dapat dicari di berbagai bahan yang tersedia di internet.
Ilmu tentang klasifikasi pengetahuan ini idealnya sudah dikembangkan di tengah-tengah keluarga. Hal ini akan bermanfaat ketika ada yang memanfaatkan berbagai perpustakaan umum, baik di Indonesia maupun di negara lain. Secara umum, klasifikasi buku di rak-rak perpustakaan seragam. Di banyak negara, proses pembelajaran penggunaan perpustakaan dan ilmu klasifikasi pengetahuan telah diajarkan sejak anak-anak.
Inventarisasi dan pencatatan koleksi, idealnya sejak awal telah dikembangkannya di sebuah perpustakaan keluarga. Dengan terdokumentasinya setiap buku yang masuk ke koleksi, maka akan memudahkan setiap anggota keluarga mengetahui buku-buku yang sudah ada di rak perpustakaan. Pencatatan ini dapat mencegah terbelinya buku yang sama dan mengetahui buku yang sedang dipinjam oleh kerabat dan teman.
Biasanya perpustakaan mengenal buku induk. Buku induk ini bisa mencatat apa saja terkait dengan koleksi berdasar kebutuhan yang ada.
Di dunia perpustakaan Indonesia, tersedia perangkat lunak perpustakan gratis yang menggabungkan buku induk dan klasifikasi koleksi. Di antaranya adalah perangkat lunak Athenaeum Light 8.5 yang dikembangkan KALI bersama Forum Indonesia Membaca dan Senayan 3.0 yang dikembangkan oleh library(at)senayan. Kedua perangkat lunak ini dapat diunduh melalui internet.
Dengan perangkat lunak ini, perpustakaan keluarga bisa dengan mudah mencatat, mengklasifikasi, dan mengatur penempatan buku di rak. Bahkan ia juga dapat mendata keanggotaan, kalau memang diperlukan, ketika perpustakaan dikembangkan melayani kerabat, teman, dan tetangga.
Aktivitas Perpustakaan
Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga, selain meja makan dan ruang ibadah. Aktivitas yang bisa dikembangkan bisa bermacam-macam, seperti mendiskusikan buku dengan tema tertentu secara berkala, mempresentasikan bacaan yang berkesan dari seorang anggota keluarga, mengulas tema-tema hangat di media massa, atau kegiatan yang paling sederhana seperti bermain "scrabble", monopoli, dan teka-teki silang.
Aktivitas lebih lanjut yang lebih menggairahkan adalah ketika sudah meningkat ke tahap proyek menulis yang sedang dilakukan salah satu anggota keluarga. Penulisan adalah tingkat lanjut dari aktivitas membaca, ketika individu menuangkan gagasannya dan dikembangkan menjadi buku, baik itu fiksi maupun nonfiksi. Anggota keluarga yang lain bisa mengambil peran mengkritik gagasan-gagasan sang penulis atau membandingkannya dengan buku-buku lain. Alangkah indahnya bila budaya membaca telah menyatu dengan budaya menulis di tengah-tengah keluarga.
Di luar itu, seperti pernyataan Haklev di awal tulisan ini, bila sebuah perpustakaan keluarga berkembang menjadi pusat pendokumentasian pengetahuan, maka ia akan dapat beralih fungsi menjadi perpustakaan komunitas dan taman bacaan masyarakat -- ketika negara tidak dapat mengakomodasi kebutuhan pengetahuan masyarakatnya.

Jumat, 26 Maret 2010

Instalasi library YAZ di PHP

Pada SENAYAN 3 Stable 10, saya menambahkan kemampuan untuk mengambil data melalui protokol Z39.50 pada modul Bibliography (Pengatalogan). Fitur ini memanfaatkan library PHP YAZ. YAZ sendiri adalah sebuah library untuk bahasa C yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi server dan klien protokol Z39.50/SRW/SRU. Untuk lebih lengkapnya silahkan anda arahkan browser kesayangan anda ke laman resmi YAZ. Fitur Z39.50 di SENAYAN 3 Stable 10 diharapkan akan semakin memudahkan pustakawan untuk mengambil data langsung ke database online Library of Congress yang kesohor itu. Cukup masukan nomor ISBN, tunggu proses pengambilan data selesai, apabila berhasil anda tinggal memilih data mana yang akan dimasukkan ke dalam database SENAYAN anda. Hidup pustakawan semakin mudah kalau pakai SENAYAN hehheeheee :).

Untuk yang belum mengetahui apa itu protokol Z39.50, Z39.50 adalah protokol klien server berstandar internasional (ISO 23950) untuk penelusuran dan temu kembali informasi antar komputer. Penerapan protokol ini memungkinkan beberapa institusi untuk saling bertukar data, menelusur dan menemukan kembali data (biasanya rekod bibliografis/katalog koleksi perpustakaan) dengan antar muka yang sama dan teknik penelusuran yang sama. Untungnya pengembang YAZ juga mengembangkan extension library YAZ untuk PHP. Untuk menginstall dan mengaktifkan library YAZ di PHP caranya cukup mudah :

Windows

  1. Unduh/download versi terakhir php_yaz.dll di repositori PHP YAZ dan kopi ke folder/direktori extension PHP anda. Misal anda menginstall PHP di C:\php, maka kopi file php_yaz.dll ke direktori C:\php\ext.
  2. Unduh/download versi terakhir YAZ toolkit dan lakukan instalasi.
  3. Masuk ke direktori instalasi YAZ anda (biasanya terletak di C:\Program Files\YAZ\bin) dan kopi 4 file DLL yang ada di dalamnya ke direktori C:\WINDOWS\win32.
  4. Buka file konfigurasi PHP anda (php.ini) dan tambahkan atau hilangkan tanda ;(titik koma) baris yang bertuliskan seperti ini :
    extension=php_yaz.dll
  5. Restart web server anda untuk menyelesaikan proses instalasi dan setup dan kemudian cek dengan script apakah library YAZ sudah terinstall dengan baik.

GNU/Linux atau varian UNIX

  1. Download source code rilis stable YAZ terbaru.
  2. Download source code rilis PHP YAZ terbaru.
  3. Pastikan compiler GCC, make, libtool dan tools development lainnya sudah terinstall di sistem anda.
  4. Buka console/terminal, ekstrak file tarball YAZ dengan menggunakan perintah tar xvzf yaz-3.0.47.tar.gz dan kemudian masuk dalam direktori hasil ekstraksi YAZ dengan perintah cd yaz-3.0.47.
  5. Jalankan perintah-perintah berikut secara berurutan :

./configure --prefix=/usr

make

sudo make install

  1. Ekstrak tarball PHP YAZ dengan perintah tar xvzf php-yaz-1.0.14.tar.gz dan kemudian masuk ke direktori hasil ekstraksi dengan perintah cd php-yaz-1.0.14.
  2. Pastikan anda memiliki program phpize, bila tidak silahkan lakukan instalasi melalui perintah sudo apt-get install php-dev untuk distro Debian dan turunannya atau yum install php-dev untuk distro distro turunan Red Hat. Jalankan perintah-perintah berikut secara berurutan :

phpize

./configure --with-php-config=/usr/bin/php-config

make

sudo make install

  1. Buka file konfigurasi PHP anda (php.ini) dengan editor teks favorit anda dan tambahkan atau hilangkan tanda ;(titik koma) pada baris yang bertuliskan seperti ini :
    extension=yaz.so
  2. Restart service web server anda dengan menjalankan perintah service apache restart sebagai user ROOT atau kalau tidak bisa coba jalankan perintah /etc/init.d/httpd restart.
  3. Cek dengan script apakah library YAZ sudah terinstall dengan baik.

Sumber : Arie Nugraha